Minggu, 05 April 2015

Sony Perkenalkan Ponsel Android 4G Murah

KOMPAS.com - Meski dikabarkan akan segera dijual, divisi smartphone milik Sony ternyata masih cukup rajin merilis perangkat. Belum lama ini pun, perusahaan asal Jepang tersebut baru saja memperkenalkan produk terbarunya, yaitu Xperia E4g.

Pada umumnya, Xperia E4g memiliki desain dan spesifikasi yang tidak jauh berbeda dari Xperia E4. Bahkan, kedua perangkat ini bagaikan saudara kembar. Xperia E4 sendiri baru saja diperkenalkan pada awal bulan Februari 2015 ini.

Lantas, apa yang membedakan keduanya? Xperia E4g dipersenjatai dengan dukungan teknologi jaringan 4G, sebuah teknologi yang tidak dimiliki oleh Xperia E4.

Selain itu, Xperia E4g bakal dilengkapi dengan prosesor yang lebih bertenaga, yakni prosesor quad-core 1,4 GHz, meningkat dari prosesor quad-core 1,3 GHz di sang kakak.

Layarnya sedikit lebih kecil, yakni 4,7 inci dengan dukungan resolusi qHD 960 x 540 piksel. Xperia E4 sendiri memiliki layar 5 inci dengan dukungan resolusi yang sama.

Seperti KompasTekno himpun dari The Next Web, Rabu (25/2/2015), spesifikasi lain dari Xperia E4g sama persis dengan Xperia 4. Ada RAM 1 GB, penyimpanan internal 8 GB, kamera belakang 5 megapiksel, dan kamera depan yang mengusung resolusi sensor 2 megapiksel. Perangkat ini berjalan di sistem operasi Android 4.4.4 KitKat.

Dengan baterai 2.300 mAh yang diusungnya, Xperia E4g diklaim bisa bertahan dua hari penggunaan aktif.

Daya tahan baterai Xperia E4 bisa ditingkatkan berkat software khusus yang didesain untuk menjalankan mode Stamina dan Ultra Stamina dalam pengoperasian sehari-hari.

Xperia E4g sendiri dijadwalkan untuk dirilis di 50 negara sekaligus pada bulan April mendatang dengan harga 145 dollar AS atau sekitar Rp 1,9 juta. Belum diketahui apakah Indonesia masuk ke daftar negara tersebut atau tidak.
Read More

Asus Mau Bikin SmartWatch Tanpa Android Wear

KOMPAS.com - Asus dikabarkan akan membuat peranti jam tangan pintar (smartwatch) baru. Namun, tak seperti ZenWatch 3 yang telah lebih dulu dipasarkan, jam tangan pintar Asus yang baru tersebut tidak mengusung platform Android Wear.

Menurut situs Focus Taiwan, Jumat (13/2/2015), rencana Asus menanggalkan sistem operasi Android untuk peranti wearable buatan Google itu adalah untuk memperpanjang usia baterai jam tangan pintarnya.

Hal tersebut sesuai dengan perkataan Chairman Asustek, Jonney Shih saat peluncuran ZenWatch 3 tahun lalu. Saat itu Shih mengatakan bahwa smartwatch Asus berikutnya diharapkan memiliki daya tahan baterai selama tujuh jam.

Daya tahan baterai tersebut bisa dicapai dengan cara menyederhanakan chipset serta  menggunakan sistem operasi yang berbeda, tak seperti kebanyakan peranti smartwatch yang beredar saat ini, yang biasanya baterainya hanya bertahan sau hari.

MediaTek kabarnya ditunjuk sebagai vendor penyuplai chipset untuk peranti jam tangan Asus non-Android Wear tersebut. 

Walau demikian, Asus tak sepenuhnya meninggalkan Android Wear. CEO Asus, Jerry Shen mengatakan bahwa Asus akan terus bekerjasama dengan Google dalam membuat peranti Android Wear. 

"Kami akan terus bekerjasama dengan Google membuat Android Wear, namun kami juga akan membuat smartwatch lain yang tidak berbasis Android Wear yang memiliki daya tahan baterai lebih lama," ujar Jerry.

Peranti ZenWatch tanpa Android Wear tersebut dijadwalkan Asus akan diluncurkan pada kuartal ketiga tahun 2015.

Sebelumnya, Asus telah merilis ZenWatch 3 di ajang IFA Berlin pada September 2014, ZenWatch 3 dengan platform Android Wear memiliki layar AMOLED berukuran 1,6 inci. Di dalamnya tertanam prosesor besutan Qualcomm, media penyimpanan internal berkapasitas 4 GB dan RAM 512 MB. 

Harga ZenWatch 3 termasuk paling murah di antara tawaran-tawaran jam tangan pintar Android Wear, yaitu 199 Euro atau sekitar Rp 3,1 juta.
Read More

Menyimak Teknologi Seluler, dari 1G Hingga 4G

KOMPAS.com – Teknologi komunikasi seluler 4G sedang jadi topik hangat mengingat penerapannya tergolong baru di Indonesia. Namun sejatinya, teknologi yang ada tak melulu 4G. Ada sejumlah teknologi lain yang mendahului hingga bisa mencapai tahap tersebut.

Seperti yang dirangkum KompasTekno dari berbagai sumber, teknologi komunikasi nirkabel bermula dari 1G atau generasi pertama. Teknologi tersebut kemudian dikembangkan menjadi 2G, 3G hingga 4G yang kita kenal saat ini.

1G

Generasi pertama atau 1G tersebut diperkenalkan mulai 1970-an. Jangan bayangkan sudah ada koneksi internet pada teknologi komunikasi tahap ini. Teknologi 1G bekerja memanfaatkan transmisi sinyal analog. Saat itu, teknologi ini hanya dapat digunakan untuk panggilan telepon saja.

Ukuran ponsel 1G pun tergolong besar, bila dibandingkan dengan ponsel masa kini. Contohnya ponsel Motorola DynaTAC yang cukup populer pada masanya. Ponsel yang dibuat pada kurun 1984-1994 ini punya bobot 794 gram. Dengan bobot hampir satu kilogram, berat DynaTAC hampir setara dengan bobot Ultrabook.

Kemunculan teknologi 1G tersebut juga berperan besar dalam mendorong pertumbuhan pasar telepon genggam. Dikutip KompasTekno dari Bright Hubu, pangsa pasar telepon genggam saat itu tumbuh dari 30 menjadi 50 persen dalam tiap tahunnya. Bahkan pada 1990, pengguna teknologi 1G di seluruh dunia hampir mencapai angka 20 juta jiwa.

2G

Teknologi 1G terus digunakan hingga digantikan dengan teknologi 2G. Perbedaan utama antara kedua teknologi tersebut adalah pada sinyal radio yang digunakan. 1G menggunakan sinyal analog, sedangkan 2G menggunakan sinyal digital.

Ponsel yang menggunakan teknologi 2G mulai diperkenalkan pada kurun 1990. Ponsel yang sudah menerapkan teknologi ini bisa digunakan untuk berkirim dan menerima data dalam ukuran kecil. Maksudnya data di sini adalah pengiriman pesan teks (SMS), pesan bergambar serta pesan multimedia (MMS).

Teknologi 2G sendiri utamanya dibuat untuk layanan suara dan koneksi data yang cenderung lambat. Pemutakhiran pada jaringan ini kemudian memunculkan istilah 2.5G dan 2.75G.

Istilah 2.5G mengacu pada teknologi komunikasi 2G yang sudah dikombinasikan dengan General Packet Radio Service (GPRS). Secara teori, kecepatan transfer data menggunakan teknologi ini bisa mencapai 50 kbps. 

Selanjutnya, istilah 2.75G adalah teknologi komunikasi 2G yang dikombinasikan dengan standar Enchanced Data Rates for GSM Evolution (EDGE). Secara teori, kecepatan transfer datanya melebihi 2.5G, yaitu maksimal pada 1 Mbps.

3G

Penerapan standar GPRS pada teknologi komunikasi 2G membuka jalan untuk akses data yang lebih cepat. Selepasnya, muncul teknologi yang dikenal sebagai generasi ketiga atau 3G pada 1998.

Teknologi komunikasi 3G disebut juga sebagai mobile broadband pertama. Sebutan itu muncul karena kemampuannya mengakses internet dan bisa digunakan sebagai pengganti koneksi internet melalui kabel.

Selain kecepatan transfer data yang membuat akses internet cukup lancar, teknologi ini sudah memungkinkan digunakan kegiatan yang terkait dengan transfer audio, grafis maupun video. Singkatnya, teknologi komunikasi tersebut sudah mampu digunakan streaming video atau melakukan video call. 

International Telecommunication Union menyebutkan bahwa teknologi 3G ini diharapkan bisa mewujudkan kecepatan transfer data minimal 2 Mbps untuk pengguna yang sedang diam atau berjalan, dan 348 kbps jika sedang bergerak dalam kecepatan tinggi. Namun tidak dijelaskan secara baku berapa kecepatan maksimal yang diharapkan.

Pelan-pelan, teknologi komunikasi 3G pun berkembang ke masa transisi menuju generasi keempat atau 4G. Teknologi pada masa transisi tersebut dikenal sebagai 3.5G dan 3.75G. 

Teknologi 3.5G disebut juga sebagai High Speed Packet Access (HSPA). Pada tahap ini, kecepatan transfer data meningkat dengan batas maksimum unduh 14 Mbps, dan kecepatan unggah 5,76 Mbps.

Teknologi tersebut kemudian dikembangkan lagi menjadi 3.75G atau HSPA+. Secara teori, jaringan telekomunikasi yang menerapkan teknologi ini bisa memperoleh kecepatan unduh hingga 168 Mbps dan unggah hingga 22 Mbps. 

Batas tersebut merupakan perhitungan teoritis, sedangkan pengguna dalam keadaan nyata akan merasakan kecepatan transfer data yang lebih rendah tergantung situasi.

4G

Teknologi komunikasi generasi ketiga itu selanjutnya dikembangkan menjadi generasi keempat atau 4G. Ada dua sebutan untuk teknologi komunikasi 4G yang saat ini dikenal. Pertama adalah  Long Term Evolution (LTE) serta Long Term Evolution-Advance (LTE-A).

Teknologi LTE, secara teori menawarkan kecepatan unduh (download) hingga 100 Mbps dan kecepatan unggah (upload) hingga 50 Mbps. Kecepatan tersebut bisa lebih cepat lagi, tergantung rilis teknologi yang digunakan oleh operator. Meskipun begitu, LTE sebenarnya masih diberi label teknologi pra-4G.

Pelabelan tersebut dikarenakan kecepatan teoritis yang ditawarkan LTE belum mencapai standar 4G dari International Telecommunications Union-Radio communication sector (ITU-R). Organisasi internasional tersebut mengeluarkan International Mobile Telecommunication-Advanced (IMT-A) yang berisi syarat sebuah teknologi komunikasi 4G.

Syarat tersebut menyatakan bahwa sebuah teknologi 4G harus memiliki kecepatan unduh maksimal 1 Gbps dan unggah maksimal 500 Mbps. 

Sedangkan LTE yang seringkali disebut sebagai 4G oleh operator seluler, belum mencapai syarat tersebut. Berdasarkan hal tesebut, maka teknologi LTE-A lah yang didorong untuk muncul sebagai teknologi True 4G. 

4G di Indonesia

Indonesia sendiri saat ini sudah mulai bisa merasakan keberadaan teknologi 4G LTE, meskipun belum menyeluruh dan belum mudah dijangkau. Masalahnya, baru tahap pertama saja yang digelar di frekuensi 900 MHz.

Jaringan 4G LTE yang digelar oleh operator-operator telekomunikasi Indonesia, XL Axiata, Indosat, serta Telkomsel pun jangkauannya masih terbatas di beberapa wilayah. Kendala lainnya adalah belum banyak perangkat yang bisa digunakan untuk mengakses 4G LTE di frekuensi 900 MHz.

Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia (Kemenkominfo) sekarang sedang bersiap mengumumkan 4G LTE tahap dua yang diterapkan di frekuensi 1.800 MHz. Rencananya, pengumuman kebijakan untuk teknologi itu akan dilakukan pada pertengahan Februari 2015 ini.

"Kebijakannya bahwa ini (4G) akan diimplementasikan segera akan kami keluarkan bulan Februari. Indonesia akan terapkan 4G/LTE di band 1.800 MHz tahun ini. Setelah policy itu keluar, itu (dilanjutkan) penataannya,” ujar Menkominfo Rudiantara, beberapa waktu lalu.

Jika teknologi tersebut sudah diterapkan di frekuensi 1.800 MHz, Rudiantara berharap 4G LTE akan lebih mudah dinikmati masyarakat. Karena menurut dia, saat ini sudah ada banyak pilihan perangkat yang sebenarnya bisa digunakan untuk mengakses 4G LTE di frekuensi itu.

Pengguna internet masih harus bersabar untuk bisa mengetahui seberapa muluskah kecepatan transfer data yang nanti terwujud di Indonesia. Setidaknya, kecepatan akses yang lebih tinggi diprediksi membuka banyak kemungkinan baru.
Read More

Windows RT Sudah Tamat

KOMPAS.com - Sistem operasi Windows RT saat ini hanya diusung oleh tablet Nokia Lumia 2520 dan Surface 2. Kedua tablet tersebut saat ini tidak lagi diproduksi. Dengan demikian, nasib Windows RT telah berhenti.

"Kami tidak lagi memproduksi Nokia Lumia 2520," demikian ujar pernyataan Microsoft, seperti dikutip KompasTekno dari The Verge, Selasa (3/2/2015).

Satu minggu sebelumnya, Microsoft juga memutuskan untuk menghentikan produksi tablet Surface 2 yang juga menggunakan sistem operasi Windows RT.

Vendor-vendor komputer seperti Lenovo, Asus, Samsung, dan Dell memang sebelumnya ikut mendukung Windows RT, namun produsen-produsen tablet tersebut akhirnya menarik diri karena tablet Windows RT tidak berhasil menarik minat konsumen.

Beberapa faktor yang turut menyumbang rendahnya popularitas tablet Windows RT antara lain minimnya aplikasi berbasis layar sentuh dan tampilan desktop yang membingungkan.

Windows RT menggunakan prosesor berbasis ARM, produsen tablet Windows kini juga lebih memilih untuk menggunakan prosesor buatan Intel untuk tablet-tablet ukuran 7 hingga 8 inci.

Kini, semua perhatian tertuju pada sistem operasi Windows 10 yang akan diluncurkan Microsoft tahun ini. Microsoft telah memamerkan fitur Windows 10 untuk perangkat smartphone. 

Belum jelas apakah Microsoft juga akan membuat perangkat tablet Windows 10 ukuran 7 - 8 inci berbasis ARM atau tidak.

Versi Preview Windows 10 untuk tablet sendiri telah ditampilkan Microsoft, namun didesain utnuk perangkat ukuran layar 8 inci ke atas.

Hingga kini, Microsoft belum memberikan pernyataan tentang rencananya membuat tablet berbasis ARM.

Dengan dihentikannya produksi tablet Surface 2, sementara penjualan Surface Pro 3 yang berbasis prosesor Intel ternyata lebih baik, nampaknya Microsoft akan lebih fokus menggarap pasar tablet berbasis prosesor Intel.
Read More

LG Ice Cream, Android Lipat untuk Anak Muda

KOMPAS.com - Ponsel model lipat (clamshell) masih belum "mati". LG masih berusaha menghidupkan kembali model ponsel yang populer beberapa tahun lalu melalui produk terbarunya, LG Ice Cream.

Produk dengan model clamshell ini, seperti KompasTekno kutip dari GSM Arena, Selasa (27/1/2015), lebih ditujukan untuk kalangan muda. Hal tersebut terlihat dari pilihan warna cerah yang membalut LG Ice Cream ini. Ia bakal hadir dalam dua warna, yakni pink dan biru tua.

Perangkat ini dilengkapi dengan keypad numeric, sama dengan yang dimiliki oleh ponsel zaman dulu. Tombol fisik lain yang terdapat di LG Ice Cream adalah tombol khusus untuk mengakses layanan pesan instan KakaoTalk. Sekadar informasi, KakaoTalk sangat populer di berbagai kalangan Korea Selatan.

Dari segi spesifikasi, LG Ice Cream tampak masuk ke kelas menengah. Produk tersebut dilengkapi dengan layar berukuran 3,5 inci yang mendukung resolusi 320 x 480 piksel.

LG Ice Cream "diotaki" prosesor Snapdragon 1,2 GHz quad-core dari Qualcomm, yang dikombinasikan dengan RAM 1 GB.

Dari segi kamera, produk perangkat itu memiliki kamera utama 8 megapiksel dan kamera depan dengan resolusi VGA. Selain itu, LG Ice Cream sudah mendukung koneksi 4G LTE dan berjalan di sistem operasi Android 4.4 KitKat.

Ponsel ini sendiri dibanderol dengan harga sekitar 227 dollar AS atau Rp 2,8 juta. Sayangnya, LG Ice Cream tidak akan dijual di Indonesia karena perangkat tersebut ternyata khusus dijual untuk pasar Korea Selatan saja.

LG Ice Cream merupakan ponsel clamshell berbasiskan Android kedua yang dirilis perusahaan asal Negeri Ginseng ini. Sebelumnya, LG telah merilis Wine Smart. Perangkat yang diluncurkan menjelang akhir tahun 2014 ini lebih dirancang untuk para orang tua.
Read More

Sabtu, 04 April 2015

Ini Ponsel 4G "Tercepat" Pertama di Dunia

KOMPAS.com - Samsung baru saja merilis anggota terbaru dari keluarga produk Galaxy Note 4. Perangkat yang satu ini dinamakan Galaxy Note 4 S-LTE.

Produk baru tersebut tidak memiliki banyak perbedaan dari Galaxy Note 4 versi original. Hanya saja, Galaxy Note 4 S-LTE telah mendukung kecepatan 4G LTE yang lebih kencang.

Perangkat ini, seperti KompasTekno kutip dari Phone Arena, Selasa (20/1/2015), akan mendukung 4G LTE kategori 9. Itu artinya, perangkat tersebut mampu mengunduh data dengan kecepatan super cepat, hingga 450 Mbps.

Ia juga merupakan ponsel dengan dukungan 4G LTE kategori 9 pertama yang dirilis ke pasaran.

Galaxy Note 4 S-LTE ini, untuk saat ini, hanya bisa digunakan secara optimal di negara Korea Selatan. Musababnya, baru satu operator yang merilis layanan 4G LTE triband di dunia, yakni SK Telecom, operator seluler asal Negeri Ginseng tersebut.

Perangkat ini sendiri mendukung agregasi tri-band 10 MHz + 10 MHz + 20 MHz, layanan yang baru saja dirilis oleh SK Telecom bulan lalu.

Untuk mendukung jaringan tersebut, Galaxy Note 4 S-LTE menggunakan prosesor buatan Samsung sendiri, Exynos 5433. 

Seri prosesor yang digunakan ini berbeda dari yang dirumorkan sebelumnya. Kala itu, Samsung dikabarkan akan mempersenjatai Galaxy Note 4 S-LTE dengan prosesor Snapdragon 810 dari Qualcomm.

Saat ini, Galaxy Note 4 S-LTE baru akan dirilis di pasar Korea Selatan saja. Informasi perihal harga perangkat tersebut pun belum dibeberkan oleh Samsung.

Selain Samsung, LG juga akan merilis perangkat yang dilengkapi dengan dukungan LTE kategori 9. Perangkat tersebut adalah LG G Flex 2. Produk ini dijadwalkan untuk dirilis pada 30 Januari 2015, lebih lama satu minggu ketimbang Galaxy Note 4 S-LTE.
Read More

Internet Indonesia Makin Kencang, Nomor 77 di Dunia

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia mengalami pertumbuhan kualitas internet yang signifikan pada kuartal III tahun 2014. 

Hal ini tertera pada laporan per kuartal yang dirilis lembaga penyedia layanan cloudglobal, Akamai Technologies, melalui laporan State of the Internet dan dikutipKompasTekno, Senin (12/1/2015).

State of the Internet kali ini melaporkan, kecepatan koneksi internet rata-rata di Indonesia selama kuartal III-2014 adalah 3,7 Mbps. Data ini menunjukkan peningkatan sebanyak 49 persen dari kuartal sebelumnya dan 149 persen dibanding kuartal III-2013.

Peningkatan kecepatan tersebut membuat peringkat internet Indonesia naik dari urutan ke-101 menjadi urutan ke-77 di seluruh dunia. 

Capaian ini mengalahkan peringkat Vietnam, Filipina, dan India, sebagai sesama negara dalam wilayah Asia Pasifik. Untuk wilayah Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat ke-11. 

Sedangkan untuk kecepatan koneksi internet tertinggi di Indonesia mencapai 25,8 Mbps. Data ini juga menunjukkan peningkatan signifikan, yakni 9,9 persen dari kuartal II dan 166 persen dari tahun 2013.

Dalam laporan Akamai, sebanyak 35 persen pengguna internet di Indonesia juga telah terkoneksi dengan internet broadband berkecepatan lebih dari 4 Mbps. Angka ini sekaligus menunjukkan pertumbuhan 250 persen dari kuarter sebelumnya dan 1884 persen dari tahun sebelumnya. 

Fakta ini cukup mengejutkan mengingat Indonesia sering kali disebut-sebut sebagai negara dengan kualitas internet buruk.

Negara dengan kecepatan internet terkencang tetap dipegang Korea Selatan diikuti oleh Hongkong dengan angka rata-rata 25,3 Mbps dan 16,3 Mbps.

Berikut daftar peringkat kecepatan internet beberapa negara di Asia Pasifik:


Akamai
peringkat internet indonesia
Read More

Tali Jam Pintar Seharga Rp 5 Juta

KOMPAS.com - Montblanc ikut terjun ke dalam tren jam tangan pintar (smartwatch). Namun, produsen jam tangan mewah ini memilih sesuatu yang berbeda. Alih-alih membuat smartwatch, mereka justru membuat tali (strap) jam tangan yang memiliki fungsi layaknya smartwatch.

Dikutip KompasTekno dari Forbes, Minggu (4/1/2015), Montblanc meluncurkan gadgetyang bernama Urban Speed e-strap itu bersama seri jam tangan Timewalker. Namun, e-strap tersebut dasarnya merupakan tali jam biasa yang dikombinasikan dengan gadgetcanggih.

Pada e-strap tersebut terdapat sebuah alat berisi fungsi-fungsi smartwatch. Notifikasi, pengukur aktivitas sampai fitur Find-Me ada di dalamnya. Selain itu, alat ini juga bisa disambungkan ke smartphone bersistem operasi Android atau iOS.

Pengguna akan merasakan getaran bila ada notifikasi masuk ke dalam e-strap itu. Bagian panelnya dapat menampilkan e-mail, pesan, update status, atau panggilan telepon masuk. Hal paling menarik adalah kemampuannya sebagai remote untuk mengendalikan kamera smartphone. Sentuhan pada layar e-strap ini akan membuat smartphonememotret secara otomatis.

Alat yang menempel pada tali jam itu terbuat dari baja. Sementara, tali jamnya sendiri terbuat dari bahan kulit. Baterai pada alat tersebut bisa bertahan hidup cukup lama. Sekali pengisian daya akan membuatnya terus hidup selama 5 hari.

Urban e-etrap ini rencananya akan diluncurkan pada 15 Juni 2015. Harga banderolnya adalah 450 dollar AS atau sekitar Rp 5,3 juta. Sedangkan untuk bundel jam tangan dengan e-strap ini dijual 3.650 dollar AS hingga 5.700 dollar AS. (sekitar Rp 45 juta – Rp 70 jutaan).
Read More

Oppo Bikin Tampilan Khusus untuk R5

KOMPAS.com - Oppo merancang tema khusus untuk smartphone R5, yaitu ColorOS Dark Theme. Keputusan perancangan tema tersebut diambil karena jenis layar yang digunakan R5 berbeda dari seri produk Oppo lainnya.

Produk Oppo R5 hadir dengan menggunakan layar berjenis Super AMOLED. Sementara, produk Oppo lainnya kebanyakan menggunakan layar berjenis IPS.

Layar Super AMOLED sendiri, seperti KompasTekno kutip dari keterangan pers Oppo, Jumat (19/12/2014), memiliki kelebihan dalam warna hitam yang lebih pekat. 

Oleh karena itu, untuk menyesuaikan karakter jenis layar Super AMOLED ini, Oppo melakukan modifikasi pada ColorOS dengan dasar gelap. 

Selain dianggap dapat memberikan visual experience yang lebih baik, penggunaan ColorOS Dark Theme pada layar AMOLED diklaim dapat memberikan penghematan daya yang lebih baik.

Oppo R5 sendiri baru saja dirilis pada akhir Oktober lalu di Singapura. 

Perangkat ini sendiri diklaim sebagai yang tertipis di dnia dengan ketebalan hanya 4,85 mm.

Smartphone berbasis Android ini dipersenjatai dengan prosesor octa-core 1,5 GHz MSM8939 64 bit, RAM 2 GB, dan penyimpanan internal 16 GB.

Oppo R5 memiliki kamera belakang dengan resolusi 13 megapixel dan kamera depan 5 megapixel.

Sama seperti N3, Oppo R5 juga memiliki fitur VOOC mini Rapid Charging alias fitur pengisian daya baterai yang cepat. Berkat fitur ini, baterai R5 berkapasitas 2000 mAH bisa diisi dayanya mencapai 75 persen dalam waktu 30 menit.
Editor: Reza Wahyudi
Read More

Jumat, 03 April 2015

Apple Siapkan iPhone Versi Mini?

KOMPAS.com — Apple belakangan mulai terjun membuat ponsel layar lebar melalui duet iPhone 6 (4,7 inci) dan iPhone 6 Plus (5,5 inci). Akan tetapi, pabrikan itu agaknya belum mau meninggalkan segmen ponsel "layar kecil" yang selama ini ditempati oleh iPhone generasi sebelumnya.

Sebuah laporan yang dikutip Kompas Tekno dari Business Insider, Selasa (9/12/2014), menyebutkan bahwa Apple berencana merilis sebuah model iPhone dengan bentang layar 4 inci pada 2015. 

Ukuran itu disebut sesuai untuk pengguna iPhone dari kalangan perempuan, terutama saat memakai perangkatnya dengan satu tangan. Ada juga orang-orang yang memang lebih menyukai ponsel dengan ukuran layar lebih kecil.

iPhone versi "mini" ini kabarnya bakal menempati posisi yang sama dengan model iPhone 5C yang telah dihentikan produksinya pada September lalu, bersamaan dengan kemunculan iPhone 6 secara resmi.

Di samping ukuran layar tersebut, belum ada informasi lain mengenai smartphone baru dari Apple tersebut. Harga dan spesifikasinya pun masih misterius. 

Apabila nantinya memang benar terwujud, maka Apple agaknya berniat mengategorikan lini produk iPhone ke dalam tiga jenis ukuran layar, yaitu kecil (4 inci), sedang (4,7 inci), dan phablet (5,5 inci).

Apple sebelumnya dikenal konservatif soal bentang layar. Produsen ini sempat bertahan dengan ukuran 3,5 inci untuk lima generasi iPhone sebelum mulai melebarkannya lewat iPhone 5 pada 2012.
Read More

R5 Bisa Dipesan di OPPO Store

Jakarta – Penjualan OPPO R5 secara online telah dimulai sejak 24 November 2014 dan mendapatkan respon yang baik dari pengguna setianya melalui online store ofanstore.co.id. 

Namun antusiasme pengemar dan konsumen OPPO sangatlah besar, untuk itu per 1 Desember 2014 OPPO memutuskan untuk melakukan penjualan offline di jaringan penyedia OPPO Smartphone seperti OPPO Store, OPPO Showroom dan OPPO Experience Store yang tersebar di sebagian besar kota di wilayah Indonesia.

OPPO R5 merupakan smartphone tertipis di dunia saat ini dengan spesifikasi processor Octa-core 1,5 Ghz Qualcomm MSM8939 64 bit menjadikan R5 tidak hanya tipis namun juga cepat. GPUnya bertipe Adreno 405 bermain game kelas berat bukanlah merupakan kendala. Kapasitas internalnya 16 GB dan RAM sebesar 2 GB. R5 juga mengusung ColorOS  2.0 dengan basis android 4.4 Kitkat. Layarnya sendiri seluar 5,2 inchi dengan jenis AMOLED dan resolusi Full HD (1920 x 1080).

Kelebihan R5 juga terdapat pada kameranya yang mengusung stacked CMOS sensor generasi terbaru sebesar 13 megapixel. Kameranya memiliki diafragma F/2.0 dan lensanya mengusung teknologi 5P. R5 memiliki kamera depan 5 megapiksel yang cukup mendukung untuk melakukan selfie. Keseluruhan kamera pada R5 sudah disertifikasi oleh perusahaan ternama asal Jerman, Schneider Kreuznach.

OPPO R5 package dilepas Rp.6.499.000,- secara preorder. Harga tersebut termasuk VOOC powerbank dan case ekslusif. Untuk melakukan pre–order dapat melaluihttps://www.ofanstore.co.id/ dan melalui toko menyediakan OPPO Smartphone seperti OPPO Showroom, OPPO Experience Store dan OPPO Store di pusat handphone terkemuka di kota anda.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai OPPO R5 silahkan mengunjungi halaman resmi OPPO Indonesia : www.oppomobile.co.id atau melalui fanpage facebook OPPO Indonesia dan twitter @OPPOIndonesia. (adv)
Read More

Kamis, 02 April 2015

Teknologi "Bebas Ngelag" AMD Disuntik ke Monitor Samsung

SINGAPURA, KOMPAS.com - AMD mengumumkan kerja sama dengan produsen monitor asal Korea Selatan, Samsung di ajang "Future of Compute" yang digelar di Singapura, Kamis (20/11/2014).

Melalui kerja sama tersebut, Samsung akan mengadopsi teknologi FreeSync yang dikembangkan oleh AMD ke dalam lini monitor Ultra High Definition (UHD) mereka yang akan diluncurkan pada kuartal pertama 2015.

Dengan demikian, Samsung akan menjadi produsen monitor pertama yang mengusung teknologi AMD FreeSync dalam produk-produknya.

"Kami senang bisa mengadopsi teknologi FreeSync ke dalam rangkaian monitor UHD Samsung yang akan diproduksi tahun 2015, karena mendukung open standard," ujar Joe Chan, VP Samsung Electronics Southeast Asia saat memberikan sambutannya.

"Dengan teknologi tersebut, kami percaya pengguna, khususnya gamer akan bisa menikmati game dan video yang lebih halus lagi tanpa efek stuttering atau tearing dalam monitor," demikian imbuh Chan.

Rencananya, Samsung Electronics akan menanamkan teknologi FreeSync dalam monitor seri Samsung UD590 (model 23,6 inci dan 28 inci) dan seri UE850 (model 23,6, 27, dan 31,5 inci).

Tentang FreeSync

FreeSync adalah teknologi video yang dikembangkan AMD untuk mengatasi dua masalah yang sering dikeluhkan gamer, yaitu stuttering dan tearing dalam tampilan grafis video karena refresh rate antara kartu grafis dan monitor tidak sinkron.

Selain tidak nyaman di mata, dua masalah tersebut juga menyebabkan input mouse kurang responsif, seperti yang disampaikan oleh Richard Huddy, Chief Gaming Scientist AMD di hadapan bloger dan awak media yang menghadiri ajang Future of Compute.

FreeSync akan memberikan sinkronisasi terhadap refresh rate antara kartu grafis AMD Radeon,  APU dan monitor secara dinamis. Hal tersebut diklaim AMD bisa mereduksi latensi input dan cacat visual selama bermain game (terlebih genre First Person Shooter,seperti Battlefield) dan pemutaran video kualitas HD.

AMD sendiri bukan satu-satunya yang mengembangkan teknologi refresh rate yang dinamis ini. Pesaingnya, Nvidia juga telah mengumumkan teknologi Nvidia G-Sync untuk mengatasi kendala yang sama.

Namun menurut AMD, FreeSync memiliki keunggulan dibanding G-Sync karena teknologi tersebut menganut sistem open standard, siapa pun boleh mengadopsinya secara gratis.

Karena bisa dipakai secara gratis, AMD juga mengklaim bahwa monitor dengan FreeSync akan lebih murah di pasaran dibanding rivalnya itu.
Read More

Di Indonesia, Xiaomi Bisa Dibeli di Toko

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah sebelumnya hanya tersedia secara online lewat layanan e-commerce Lazada, smartphone Xiaomi pada Jumat (14/11/2014) minggu ini mulai dijual secara offline di gerai Erafone.

"Mulai hari ini Erafone jadi partner resmi Xiaomi untuk penjualan ritel offline di Indonesia," ujar MarComm Director Erajaya Group Djatmiko Wardoyo dalam acara jumpa pers di Jakarta, Jumat (14/11/2014).

Menurut Djatmiko, selama ini Xiaomi memang hanya menjual produk-produknya secaraonline. Tapi belakangan Xiaomi disebutnya melakukan perubahan strategi untuk memperluas kanal penjualan ke toko ritel offline.

"Penjualan secara offline ini memperluas jangkauan kami untuk mencakup lebih banyak konsumen, yaitu mereka yang oleh suatu sebab tidak bisa mengakses secara online," tambah GM Xiaomi South East Asia Steve Vickers.

Vickers menjelaskan bahwa, di negara-negara lain tempat Xiaomi telah memasarkan produk, pihaknya pun telah melebarkan sayap ke channel penjualan offline, setelah sebelumnya hadir lewat jalur online.

Bedanya, di Indonesia Xiaomi tidak bermitra dengan operator seluler seperti di negara lain seperti Singapura, melainkan bekerjasama dengan retailer dengan jaringan nasional seperti Erafone. 

Erafone akan menjual smartphone Xiaomi secara perdana lewat dua gerai di lokasi berbeda, yakni di outlet Erafone Mall Taman Anggrek dan Android Nation di mall Grand Indonesia, pada Sabtu (15/11/2014) besok.
Read More

Jelang "Lollipop", Sepertiga Android Sudah "Kitkat"

KOMPAS.com - Setahun setelah perkenalannya, sistem operasi Android 4.4 "Kitkat" masih belum bisa mengalahkan dominasi Android 4.1/2/3 "Jelly Bean" yang digunakan oleh separuh jumlah pemilik perangkat Android secara keseluruhan.

Tapi populasi perangkat dengan OS Android "Kitkat" terus bertambah.

Sebagaimana dikutip KompasTekno dari BGR (5/11/2014), data terakhir dari dashboardGoogle menunjukkan bahwa sistem operasi itu kini telah digunakan oleh 30 persen atau sekitar sepertiga jumlah perangkat Android yang beredar.

Di luar "Jelly Bean" dan "Kitkat", versi Android lain yang ternyata masih banyak dipakai adalah Android 4.0 Ice Cream Sandwich (8,5 persen) dan Android 2.3 Gingerbread (9,8 persen).
Google
Presentase perangkat Android berdasarkan versi sistem operasi yang digunakan, per 3 November 2014
Jumlah pengguna Kitkat mengalami pertumbuhan sebesar 6 persen pada Oktober lalu dibandingkan bulan sebelumnya. Adapun angka terbesar (50,2 persen) masih dipegang oleh gabungan Android 4.1, 4.2, dan 4.3 yang dikenal dengan satu nama, "Jelly Bean".

Versi terbaru Android 5.0 "Lollipop" belum terlihat di radar dashboard Google karena baru mulai tersedia di Nexus 6 dan Nexus 9.

Sistem operasi ini akan menyusul hadir di perangkat smartphone dan tablet seri Nexus lainnya, kemudian perangkat Google Play Edition dan model-model kelas atas dari sejumlah pabrikan.
Read More

4G Sudah "Mengetuk Pintu" Indonesia

KOMPAS.com - Telekomunikasi seluler generasi keempat, lebih akrab dikenal sebagai 4G, tak lama lagi bakal hadir di Indonesia. Ibaratnya tamu, teknologi ini sudah mengetuk pintu. 

Nah, sebelum pintu dibukakan dan sang tamu dipersilakan masuk, ada baiknya kita melihat seperti apa sebenarnya yang diharapkan dari kehadiran 4G di Indonesia. 

Seperti juga teknologi telekomunikasi lainnya, yang saat  ini sudah ada maupun belum ada di Indonesia, hal utama yang diharapkan adalah kemampuan komunikasi yang lebih baik dan akses pada informasi. 

Akses informasi adalah prasyarat utama untuk meraih keunggulan dalam ekonomi global saat ini. Bayangkan, seorang petani di desa yang memiliki informasi terkini dan real-timesoal harga komoditas hasil taninya. Setidaknya ia bisa punya gambaran nilai dari hasil panennya nanti. 

Akses informasi juga berguna bagi para pekerja di kota. Misalnya, untuk mengetahui kemacetan, informasi transportasi publik dan lainnya yang ia butuhkan sehari-hari. 

Tapi memang akses informasi melalui jaringan internet belum mencakup seluruh penduduk Indonesia. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan jumlah pengguna internet baru mencapai 82 juta dari 250-an juta jumlah penduduk keseluruhan di Indonesia. 

Di sisi lain, dengan 300-an juta pelanggan mobile (nomor ponsel) di Indonesia, ada pertumbuhan yang sangat pesat di sisi telekomunikasi mobile. Adopsi mobile broadband pun dilaporkan mencapai 50 persen dari pelanggan.

Artinya, 4G -- sebagai kelanjutan dari 3G dan 2G -- punya potensi untuk memberikan akses informasi pada banyak pengguna layanan telekomunikasi seluler. 

Jika di Indonesia 4G baru "mengetuk pintu", beberapa negara di dunia sudah mulai menjalankan 4G. Menurut OpenSignal, pada Februari 2014 terdapat 76 negara di dunia yang sudah menerapkan 4G LTE. 

Beberapa negara memiliki ketercakupan yang lebih baik dari negara lainnya, Korea Selatan, misalnya, mencapai 91 persen. Disusul kemudian oleh Swedia (88%), Hong Kong (74%) dan Jepang (68%).

Angka ketercakupan di atas mengacu pada "Time On LTE", yaitu berapa persen waktu rata-rata pelanggan, saat tersambung ke jaringan, mendapatkan sinyal 4G LTE. 

OpenSignal juga menyebutkan, Australia sebagai negara dengan kecepatan rata-rata tercepat, di angka 24,5 Mbps. Selain itu, salah satu operator di Brasil jadi yang tercepat di dunia dengan kecepatan 27,8 Mbps. 

Namun angka kecepatan itu ternyata bisa mengecoh. Karena, data "Time On LTE" menunjukkan bahwa Brasil masih ada di kisaran 45 persen, sedangkan Australia di 58 persen.
 
Hal itu menunjukkan, meski kecepatannya tinggi, namun sebaran jaringannya belum merata. Buat apa ada jaringan cepat, jika tidak bisa diakses setiap saat 

Ini berbeda dengan Korea Selatan, yang memiliki ketercakupan 91 persen. Kecepatan rata-rata di Korea Selatan memang lebih rendah dari dua negara tercepat tadi, "hanya" 18,6 Mbps. Tapi, kalau kecepatan itu bisa dirasakan setiap saat, bukankah jadinya lebih baik?
Read More

Nexus 9, Tablet Android 5.0 Lollipop Pertama

KOMPAS.com — Nexus 6 adalah smartphone pertama yang mengusung Android 5.0. Untuk perangkat tablet, Nexus 9 yang berhak mendapat gelar tablet pertama di dunia yang mengusung Android 5.0 Lollipop.

Nexus 9 diperkenalkan bersamaan dengan peluncuran Android 5.0 dan Nexus 6, Rabu (15/10/2014), dalam sebuah postingan di blog resmi milik Google.

Nexus 9 adalah tablet Android 5.0 Lollipop dengan bentang layar 8,9 inci. Tablet ini diproduksi oleh vendor Taiwan, HTC.

Spesifikasinya secara garis besar adalah layar IPS LCD 8,9 inci 1536 x 2048 pixel, RAM 2 GB, chip grafis Kepler DX1, serta baterai dengan kapasitas 6700 mAH.

Tablet dengan bingkai berbahan logam ini menggunakan prosesor dengan arsitektur 64-bit, yaitu Nvidia Tegra K1 2,3 GHz. Terdapat fitur speaker front facing dari HTC di bagian depan tablet. Nexus 9 juga memiliki keyboard yang bisa dilepas-pasang, mirip dengan tablet Microsoft Surface.

Dalam hal kamera, Nexus 9 dilengkapi dengan kamera belakang resolusi 8 megapixel dan kamera depan 1,6 megapixel.

Tablet Nexus 9, menurut Google, sudah bisa dipesan pada 17 Oktober di AS dan mulai dijual pada 3 November 2014. Google menyediakan Nexus 9 dalam tiga pilihan warna, yaitu putih, hitam, dan emas.

Dari segi penyimpanan, Nexus 9 memiliki varian 16 GB dan 32 GB, masing-masing dengan harga rekomendasi 399 dollar AS (sekitar Rp 5 juta) dan 479 dollar AS (sekitar Rp 6 juta).

Versi LTE dengan penyimpanan 32 GB juga disediakan HTC dengan banderol harga 599 dollar AS (sekitar Rp 7 juta).
Read More

Masuk Indonesia, Lumia 930 Dibanderol Rp 7 Juta

JAKARTA, KOMPAS.com - Smartphone papan atas dari Microsoft, Lumia 930, dijadwalkan mulai hadir di pasaran Indonesia pada 31 Oktober mendatang. Pihak pembuatnya mematok harga perangkat high-end ini di angka Rp 7,25 juta.

"Sebelum itu, pada 17 Oktober, akan dibuka sesi pre-order di mana harga Lumia 930 didiskon menjadi Rp 5.999.000," kata President Director, Microsoft Devices, Indonesia, William Hamilton-Whyte pada acara peluncuran Lumia 930 di Jakarta, Kamis (9/10/2014).

Di bagian dalamnya, Nokia 930 diperkuat prosesor quad-core Snapdragon 800 2,2 GHz, chip grafis Adreno 330, RAM 2 GB, kapasitas media internal 32 GB, baterai 2.420 mAh, dan kamera 20 megapixel. 

Bentang layarnya berukuran 5 inci dengan resolusi 1920x1080 dan dilindungi dengan lapisan Corning Gorilla Glass 3.

Smartphone berbobot 167 gram ini secara default mengusung sistem operasi mobile teranyar Microsoft, Windows Phone 8.1, yang dibekali sejumlah fitur baru seperti dukungan wireless display Miracast dan Notification Center.

Lumia 930 sendiri adalah salah satu smartphone terkini dari Microsoft yang muncul setelah perusahaan itu mengakuisisi divisi perangkat keras Nokia. Nama pemilik lama brand Lumia tersebut masih tertera di punggung perangkat Lumia 930.
Read More

Rabu, 01 April 2015

Komparasi Hasil Foto iPhone 6 dan 7 iPhone Lama

KOMPAS.com - Dari tahun ke tahun, Apple semakin memperkuat teknologi kamera dalam smartphone unggulannya, iPhone.

Banyak perubahan yang diberikan Apple dalam kamera iPhone semenjak smartphone tersebut diperkenalkan tujuh tahun lalu.

Contohnya di iPhone 4S, 5, dan 6, walau sama-sama mengusung sensor resolusi 8 megapixel, namun fitur dan kemampuannya telah ditingkatkan, seperti lebih cepat memotret, fokus lebih gampang, serta detil lebih tinggi serta kemampuan dalam pemotretan mimim cahaya yang lebih baik.

Situs fotografi Snapsnapsnap telah membuat perbandingan hasil foto iPhone 6 dan tujuh model iPhone generasi sebelumnya yang pernah dibuat oleh Apple dalam berbagai mode pemotretan dengan aplikasi Camera+.

Berikut adalah perbandingannya, (dari kiri ke kanan: iPhone generasi pertama, iPhone 3G, iPhone 3GS, iPhone 4, iPhone 4S, iPhone 5, iPhone 5S, iPhone 6). 
Read More

Begini Cara Intel "Buang" Kabel dari Monitor

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Setelah di smartphone, pengisian baterai secara nirkabel (wireless charging) akan bisa dilakukan di laptop mulai tahun depan. Tak hanya laptop, perusahaan mikroprosesor Intel berambisi menghilangkan penggunaan kabel dari semua perangkat dan gadget. 

Pada acara Intel Developer Forum (IDF) 2014 yang berlangsung minggu lalu di San Francisco, Senior VP and GM PC Client Group Intel, mengatakan, "Kami akan membuang keruwetan lilitan kabel; kabel docking; kabel charger; kabel data."

Menurut Saugen, Intel akan menghadirkan platform referensi untuk PC yang bebas dari kabel, termasuk perangkat monitor nirkabel, pada akhir tahun 2015 mendatang.

Untuk mewujudkan visi ini, Intel mengembangkan dua teknologi dasar nirkabel, yaituwireless charging hotspot dan wireless gigabit (WiGig).

Teknologi jaringan nirkabel, WiGig yang dikembangkan Intel bakal memiliki kecepatan transfer data tiga kali lipat lebih kencang dibandingkan standar 802.11 ac. WiGiG diklaim mampu mentransfer data berukuran besar (seperti audio dan video) dengan mulus melalui jaringan nirkabel.

WiGig tak hanya digunakan untuk keperluan transfer data melalui jaringan. Ia juga berguna untuk "menyulap" layar monitor menampilkan gambar dari PC, laptop, atau perangkat lain tanpa perlu kabel terhubung.

Penggunaan teknologi WiGig untuk perangkat monitor juga diperlihatkan di acara IDF 2014. Staf Intel mendemokan perangkat "2 in 1" yang tampilan layarnya dapat muncul di perangkat monitor terpisah tanpa ada kabel yang terhubung antar-keduanya.

"Tak hanya layar nirkabel namun storagekeyboard, dan mouse, dan semua periferal yang bikin tas ransel berat dan menyebar di meja kita. Kami menghilangkan (kabel) dengan satu teknologi, menggunakan wireless gigabit," kata Saugen.

WiGig dijadwalkan hadir di platform dengan prosesor Skylake pada 2015 mendatang.

Wireless charging

Cara kerja wireless charging di perangkat laptop juga diperlihatkan Intel di panggung IDF 2014. Dalam sebuah sesi, Kirk Skaugen menunjukkan wireless charging di laptop bukanlah sekadar konsep lagi dan bakal siap dipakai mulai 2015 mendatang.

Dalam demo, staf Intel di panggung acara meletakkan sebuah laptop ke atas meja kayu. Laptop tersebut terlihat langsung ter-charge dan proses pengisian baterai tetap berlangsung meski laptop digeser-geser posisinya. Pengisian baterai terhenti ketika laptop diangkat.

Yang menarik, tidak ada papan atau permukaan khusus peralatan wireless chargingterlihat di atas meja. Ternyata peralatan tersebut tersembunyi di bawah meja. Dengan teknologi magnetic resonance, perangkat ternyata tak perlu bersentuhan langsung dengan pengisi baterai. 

"Gelombang pengisian baterai bisa menembus kayu hingga setebal 2 inci," kata Skaugen sambil memperlihatkan papan sirkuit wireless charging yang diambilnya dari bawah meja.

Saat laptop di-charge, gelang pintar dan smartphone ikut diletakkan di atas meja. Hasilnya, gadget-gadget tersebut ikut ter-charge berbarengan.

Untuk mengembangkan wireless charging berbasis teknologi magnetic resonance, Intel bergabung dengan vendor-vendor dalam organisasi A4WP (Alliance for Wireless Power).

Intel sendiri berencana bakal segera menerapkan standar wireless charging untuk perangkat-perangkatnya komputernya, dimulai dari generasi prosesor "Skylake" yang resmi diperkenalkan pada ajang IDF 2014.
Read More

Intel Luncurkan Seri Prosesor Core M

KOMPAS.com - Pertama kali diungkapkan keberadaannya pada awal Juni lalu, seri prosesor mobile Core M akhirnya diluncurkan oleh Intel. 

Core M adalah bagian dari keluarga prosesor baru bernama Broadwell yang diproduksi menggunakan teknologi manufaktur 14 nm sehingga lebih hemat daya dibandingkan generasi sebelumnya, Haswell.

Terdapat dua model prosesor Core M yang diluncurkan oleh Intel, yaitu Core M 5Y10/ 5Y10a dengan kecepatan hingga 2 GHz dan Core M 5Y70 yang kinerjanya lebih tinggi dengan kecepatan 2,6 GHz.

Seebagaimana dikutip dari ZDNet, kedua model prosesor tersebut ditujukan untuk ketegori komputer portable “2-in-1”m atau tablet yang bisa berubah menjadi laptop dan sebaliknya.

Model-model komputer tersebut rencananya bakal mulai tersedia pada Oktober mendatang dari para pabrikan rekanan Intel seperti Lenovo, HP, Dell, dan Asus.

Teknologi manufaktur 14 nm “menciutkan” ukuran fisik prosesor Core M, hingga 50 persen lebih kecil dan 30 persen lebih tipis dibandingkan seri prosesor sebelumnya sehingga ukuran komputer yang memakai chip itu bisa turut dikecilkan. 

Intel mengklaim bahwa komputer Core M bisa memiliki ketebalan hanya 9 mm, di samping tidak menggunakan kipas pendingin karena prosesor ini juga memiliki suhu operasi yang rendah.

Suhu rendah tersebut antara lain dimungkinkan oleh konsumsi daya Core M yang disebutkan hnya berkisar pada angka 4,5 watt, tak sampai setengah dari seri prosesor Haswell yang berkisar di 11,5 watt.

“Efek samping” dari konsumsi daya rendah adalalah peningkatan daya tahan baterai dari komputer yang menggunakan Core M, yakni hingga 20 persen lebih lama dibandingkan proudk-produk sejenis yang ada saat ini.
Read More